Masa Pandemi Membawa Efek Pada Karakter Anak

Oleh : Ulfi Choiriyah, S. Pd

PENDIDIKAN memang sangat diperlukan sejak usia dini, karena pada usia dini merupakan masa Golden Age dimana pada masa ini anak-anak akan merekam semua hal yang mereka dapat, dari sisi lingkup keluarga ataupun diluar linkungan sekitar. Semua hal yang didapat itu tidak menutup kemungkunan dari pembentukan karakter anak sejak usia dini, dari segi pendidikan, prilaku dan lainnya.

Pada tahun 2020, banyak negara yang terkena virus Corona yang mana banyak memakan korban termasuk negara Indonesia. Pada tahun ini lah tepatnya tanggal 16 Maret 2020 akhirnya Menteri Pendidikan memutuskan untuk sekolah daring/ Pembelajaran Jarak Jauh, ini merupakan polemik bagi sekolah dimana orang tua yang menyekolahkan anaknya dengan biaya yang dikeluarkan mengharapkan anaknya mendapatkan Pendidikan yang layak dari sekolah, tetapi sekolah melakukan pembelajaran jarak jauh yang mana sekolah selalu menggunakan HP untuk mengirim tugas yang diberikan oleh sekolah. Jadi selama 2 tahun ini guru mengirim tugas melalui WAG begitu juga sebaliknya peserta didik mengirim tugas melalui WAG, sehingga anak selalu bercengkraman dengan HP.

Awalnya mengirim tugas melalui WAG yang melalui HP, akhirnya keterusan memakai HP yang dipakai untuk mainan, lihat youtube dan sebagainya. Dari situlah awal dari perubahan karakter anak terbentuk, seperti :

1. Anak menjadi individual karena sudah asyik bermain sendiri dengan HP yang anak pegang sehingga sosialnya berkurang.

2. Emosi anak menjadi tinggi karena dengan asyiknya bermain dengan HP tidak perduli dengan disekitarnya sehingga jika terganggu anak langsung marah.

Dengan kondisi seperti inilah, sebagai pendidik merasa prihatin melihatnya dan apalagi dengan orang tua yang mempunyai pekerjaan di luar maka anak akan tidak terkendali dengan menggunakan HP karena kurang pengawasan dari orang tua.

Sedangkan pendidikan karakter dilaksanakan pada setiap lingkungan di mana anak berada, lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang ditemukan anak dan orang tua memiliki tanggung jawab untuk menanamkan sikap-sikap yang baik pada anak. Orang tua tidak semestinya menyerahkan pendidikan karakter anak kepada guru karena guru hanya model yang akan ditiru dan diteladani oleh anak, baik ucapan maupun perbuatannya.

Jika orang tua kurang pengawasan dan perhatian pada anak maka karakter anak akan meniru apa yang dilihat di HP, karena anak usia dini ini pembelajarannya melalui pembiasaan. Jika pembiasaannya apa yang di lihat di HP maka anak akan menirunya. Oleh sebab itu sebagai orang tua harus tegas terhadap anak karena untuk kebaikan dan orang tua harus pandai-pandai menanamkan karakter pada anak supaya menjadi baik. Dalam penanaman karakter pada anak dapat dilakukan melalui nasihat, pembiasaan, keteladanan, dan penguatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *