ANALISAPUBLIK.COM | Blora – Edy Wuryanto, anggota Komisi IX DPR RI mengajak kepada masyarakat Kabupaten Blora agar tidak melakukan pernikahan dini demi mencegah terjadinya stunting.
Hal ini disampaikannya saat menggelar sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dengan tema “Wujudkan Masyarakat yang Sehat dan Produktif dengan Vaksinasi Covid-19”. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan bekerjasama dengan Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Semarang di Balai Desa Mendenrejo Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, Selasa (25/10).
Menurut Edy Wuryanto, salah satu permasalahan kesehatan yang mengancam generasi bangsa adalah stunting, sehingga Pemerintah fokus pada suatu program yang terencana agar generasi mendatang mendapatkan asupan gizi yang seimbang sejak masih dalam kandungan.
“Kegiatan sosialisasi ini bertujuan memastikan penanganan stunting di Blora dengan baik. Karena stunting di Blora sekitar 25 persen, sementara Presiden jokowi targetnya adalah 14 persen. Salah satu (stunting) penyebabnya adalah pernikahan dini,” ucapnya.
Ia menjelaskan, jika mereka sudah menikah pada usia remaja tahun, misalnya 15 atau 16 tahun, maka tubuh ibu akan berebut gizi dengan bayi yang dikandungnya. Jika nutrisi si ibu tidak mencukupi selama kehamilan, bayi akan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan sangat berisiko terkena stunting.
“Jadi, yang perlu mendapat perhatian serius dari setiap stakeholder adalah pernikahan dini,” tegas politisi PDIP ini.
Dalam kesempatan tersebut, Edy Wuryanto juga menyampaikan permasalahan kesehatan lainnya, yakni obat sirup yang mengandung Etilen Glikol dengan kadar melebihi 0,5mg lantaran mempunyai kemampuan merusak ginjal. Pihaknya menyarankan, kalau ada industri farmasi yang nakal perlu dilaporkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Forkopimcam Kradenan, Kepala Desa Mendenrejo Supari, Kepala Balpekes Semarang Asep Zaenal Mustofa, Anggota DPRD Blora, Mujoko. (*)