ANALISAPUBLIK.COM | Blora – Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Tengah, Abu Nafi mengajak masyarakat untuk melestarikan seni budaya tradisional sebagai pemersatu kebhinekaan bangsa.
“Pagelaran seni budaya ini bukan semata untuk ditonton, tapi karena di dalam seni budaya itu terkandung nilai-nilai kebersamaan, kekompakan dan keserasian sehingga menciptakan sesuatu yang indah,” ujar Abu Nafi pada kegiatan Sosialisasi Kebijakan Melalui Media Tradisional Seni Budaya di Gedung Serbaguna NU Blora, Minggu (30/04/2023).
Menurut Abu Nafi, hal ini sejalan dengan pasal 32 ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berbunyi Negara memajukan kebudayaan Nasional di tengah-tengah peradaban dunia, dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
“Dewasa ini seni budaya bagian paling utama bagi kita dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara,” ucapnya.
Dalam kegiatan tersebut, ditampilkan , Angklung Jalanan Blora dan organ tunggal.
Abu Nafi menambahkan, kesenian tradisional harus tetap dilestarikan di berbagai daerah agar tidak punah.
“Kesenian tradisional yang terdapat di berbagai daerah di indonesia harus tetap lestari dan dijaga jangan sampai punah dengan memberikan kesempatan pada seni budaya tradisional untuk berkembang,” tambahnya.
Dalam acara tersebut, Abu Nafi sengaja mengajak para seniman muda tampil menyajikan seninya. Diantaranya Tarian Sukoreno Blora, Seni Tayub dari Sanggar Sekar Melati. Tak hanya itu, para seniman jalanan pun diajaknya untuk tampil dalam acara tersebut, yakni Angklung Jalanan Blora.
“Jarang sekali anak muda yang mau bermain angklung. Kalau band kan sifatnya komersil, lha kalau ini kan menghibur masyarakat atau pengendara yang melintas dan mereka tidak mematok harga serta menerima pemberian seikhlasnya,” terang Abu Nafi.
Diketahui, angklung dikenal sebagai alat musik tradisional yang berkembang di daratan Sunda atau wilayah Jawa Barat. Angklung merupakan alat musik yang terbuat dari bambu. Alat musik ini terdiri dari 2 sampai 4 tabung bambu yang dirangkai menjadi satu dengan tali rotan. Tabung bambu diukir detail dan dipotong sedemikian rupa untuk menghasilkan nada tertentu ketika bingkai bambu digoyang. (*)