ANALISAPUBLIK.COM (Lamongan) Akibat pandemi Covid-19,Untuk mengobati rasa rindu selama 2 tahun, Festival Kupatan Tanjung Kodok yang digelar di area parkir timur Wisata Bahari Lamongan (WBL) Kecamatan Paciran, Sabtu (29/4) berlangsung lebih meriah.
Ribuan masyarakat tumplek blek menghadiri tradisi budaya peninggalan tokoh penyebar agama islam di Pulau Jawa khususnya daerah Paciran dan sekitarnya yakni Sunan Sendang Duwur ini.

Festival yang konsisten digelar seminggu setelah perayaan Hari Raya Idulfitri atau pada 7 Syawal Tahun Hijriyah ini biasa dikenal oleh masyarakat Lamongan dengan istilah ‘Riyaya Kupat’.
Bupati Lamongan, Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA, dalam kesempatan tersebut mengungkapkan rasa bangganya atas pelestarian budaya yang tetap dipegang teguh masyarakat. Bahkan Festival Kupatan Tanjung Kodok ini telah terpilih menjadi salah satu kurasi event Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2023.
Untuk itu, Bupati Lamongan, Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA,
berharap agar pelaksanaan event ini semakin baik lagi kedepannya.
“Sebelum covid-19, kita laksanakan secara rutin, terima kasih masyarakat atas antusias dan partisipasinya dalam menjaga tradisi budaya tetap eksis hingga sekarang,” ucapnya.
Bupati Lamongan, Dr. H. Yuhronur Efendi, MBA, juga menjelaskan, Festival Kupatan ini sarat makna dan memiliki filosofi yang tinggi, sehingga penting untuk ditularkan, serta diketahui oleh generasi penerus sebagai pembelajaran yang berharga.
“Kupat maknanya adalah ngaku lepat (mengaku salah), manusia tempatnya salah, sehingga harus saling memaafkan setelah sebulan penuh menjalankan puasa ramadhan dan ditutup dengan Idulfitri,” imbuhnya.
Dalam pementasan drama kolosal “Sejarah Kupatan Tanjung Kodok” yang dipersembahkan Komunitas Laskar Sunan Sendang juga dikisahkan, bahwa ketupat yang dihadirkan saat lebaran merupakan perwujudan ungkapan syukur kepada Allah SWT, dimana ketupat memiliki sisi empat bermakna bahwa setelah lebaran dan berhasil melewati rukun islam ke empat yakni puasa, menjadi tanda bahwa manusia bisa menahan hawa nafsu yang ada dalam dirinya yakni, nafsu amarah (emosional), lauwamah (biologis), supiah (duniawi), dan mutmainah (spiritual).
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan Siti Rubikah, Menjelaskan “Puncak acara Festival Kupatan Tanjung Kodok 1444 H/2023 M, ini diawali dengan kirab budaya gunungan ketupat yang diikuti 17 kontingen yang kemudian diarak dari Pelabuhan ASDP melewati Wisata Maharani Zoo and Goa (MZG) dan berakhir di Area Parkir Timur WBL Paciran sambil diiringi pagelaran kesenian khas pantura yakni jaran jinggo, tongkek dan terbang jador.
Kemudian acara kenduri kupatan yang diselenggarakan di menara rukyat WBL, dilanjutkan Drama Kolosal menampilkan cerita “Sejarah Kupatan Tanjung Kodok” yang dipersembahkan Komunitas Laskar Sunan Sendang.
Selanjutnya, Live cooking “Kupat Sayur Paciran” by ICA (Indonesia Cheef Association) dan terakhir kenduri sewu kupat yang dibagikan gratis untuk pengunjung.
Event Festival Kupatan ini, tambah
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Rubikah, telah diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan sejak tahun 2016 dengan mengikutsertakan seluruh desa/kelurahan di Paciran, para pegiat UMKM dan ekonomi kreatif di wilayah Pantura Lamongan, bahkan pada tahun 2023 ini, Festival Kupatan Tanjung Kodok telah terpilih menjadi salah satu kurasi event Pemerintah Provinsi Jawa Timur
“Festival ini didasari atas semangat kita dalam melestarikan budaya daerah pesisir pantura Lamongan. Bahkan Festival Kupatan ini merupakah 1 dari 15 event unggulan Provinsi Jawa Timur yang telah dikurasi pada bulan Oktober 2022,” pungkasnya.
Hadir pula dalam kesempatan tersebut, Kapolres Lamongan AKBP Yakhob Silvana Delareskha, Dandim 0812/Lamongan Letkol Kavantri Endi Siswanto Yusuf, Sekda Moh Nalikan, Sekdin Pariwisata Jatim Dian Okta Yosinta, serta kepala OPD terkait.
Pewarta Hakim
Editor Indra
Publisher APBP