Mantan Anggota DPRD Blora Ambil Peluang Usaha Tanaman Minyak Kayu Putih

ANALISAPUBLIK.COM | Blora – Tanaman kayu Putih (Melaleuca leucadendra) sebagian orang menyebutnya gelam, adalah pohon dari suku jambu – jambuan. Tanaman ini menjadi salah satu obat-obatan yang paling diandalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kayu putih dimanfaatkan sebagai sumber minyak kayu putih (cajuput oil). Selain hangat di tubuh, wanginya yang khas membuat kayu putih banyak disukai masyarakat.

Usaha budidaya tanaman kayu putih yang memiliki potensi menjanjikan dengan diolah menjadi minyak kayu putih berkualitas. Sebagai tumbuhan industri, kayu putih dapat diusahakan dalam bentuk hutan usaha (agroforestri). Betapa menariknya jika bisa memproduksi sendiri minyak kayu putih bahkan bisa menjadi lahan bisnis yang menggiurkan.

Sutamsu, mantan anggota DPRD Blora masa bhakti 2014-2019 melakukan program penghijauan di lahan-lahan bekas hutan dengan menanam tanaman kayu putih.

“Menanam tanaman kayu putih ini berawal dari inisiatif sendiri, karena tanaman ini minim hama atau penyakit. Berbeda dengan tanaman jagung yang diserbu hama tikus dan sebagainya. Kalau tanaman kayu putih ini, yang baru saya ketahui hamanya ulat, mengatasinya pun mudah, kalau gulma kan wajar,” ucapnya, Rabu (24/05).

Menurutnya, budidaya tanaman kayu putih sangat mudah dan hasilnya sangat menguntungkan dibandingkan dengan tebu.

“Sebenarnya usia 6 bulan dari masa tanam sudah bisa panen hingga usia tanaman 10 tahunan. Kalau tanaman tebu, sekali tanam paling banyak tiga kali panen, dan biaya perawatan tanaman lebih mudah dan irit ini (tanaman kayu putih). Namun, baru saat ini ketemu yang mau membelinya dengan harga seribu perkilo, itu pun rantingnya gak dibuang,” ujar Sutamsu.

Ia memiliki lahan seluas sekitar 8 hektar di kawasan KPH Perhutani Randublatung. Lahan tersebut ia tanami kayu putih sebanyak 25.000 pohon yang sudah berusia 15 bulan.

Sutamsu menambahkan, permintaan komoditas ini di tanah air mencapai 2 juta ton per tahun. Ia pun berusaha mengambil peluang usaha ini dan berharap diikuti oleh masyarakat sekitar.

“Saat ini produksi kayu putih Indonesia hanya 500.000 ton per tahun,” tandasnya. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *